Selama bertahun-tahun, kalangan medis mengabaikan manfaat kesehatan dari habbatussauda (jintan hitam) dalam mendukung pengobatan modern. Habbatussauda saat itu hanya dianggap sebagai obat rakyat biasa. N
amun, para ilmuwan kini mulai menengok lebih dekat berbagai manfaat dari tanaman tersebut. Perubahan sikap ini terutama disebabkan oleh tren baru untuk mencari alternatif dari obat-obat sintetis yang seringkali memiliki efek samping berbahaya.
Habbatussauda adalah biji dari tanaman berbunga dengan nama botani Nigella Sativa, yang dibudidayakan di India, Arab dan Eropa dan telah digunakan selama ribuan tahun dalam pengobatan tradisional. Firaun Tutankhamun dan raja-raja Mesir kuno lainnya konon menyertakan jintan hitam di makamnya. Praktik umum orang Mesir kuno adalah menyertakan benda-benda berharga di dalam kubur yang dipercaya akan dibutuhkan orang yang meninggal di akhirat.
Habbatussauda juga disebutkan dalam teks-teks agama dan risalah-risalah kedokteran kuno. Menurut hadist shahih dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: “Jagalah dirimu dengan jintan hitam karena ia adalah obat untuk segala penyakit kecuali ‘as Sam’ (kematian).” Dalam kitab klasik “Kanun Pengobatan” yang ditulis oleh Ibnu Sina (980-1037), seorang dokter dan filsuf kenamaan dari Persia, jintan hitam banyak disebut sebagai obat alami untuk berbagai penyakit. Jintan hitam dinyatakan bermanfaat untuk merangsang energi tubuh, membantu pemulihan dari kelelahan dan berguna untuk mengobati gangguan pencernaan, penyakit kandungan dan penyakit pernapasan. Masyarakat di Cina, India dan Arab secara turun-temurun menggunakannya untuk perawatan masalah pernapasan, penyakit pencernaan, menstimulasi sistem kekebalan tubuh, memulihkan energi dan menyembuhkan kondisi seperti diabetes, eksim, psoriasis, artritis, inkontinensia, batu empedu, pilek, dan kerontokan rambut.
Penelitian modern
Dalam 50 tahun ini, ratusan hasil penelitian yang dipublikasikan semakin menguatkan berbagai manfaat pengobatan jintan hitam. Pada tahun 1960, para peneliti Mesir menegaskan bahwa biji habbatussauda mengandung nigellone yang memiliki efek bronkodilatasi. Pada tahun 2003, para dokter di Arab Saudi menemukan bahwa minyak habbatussauda dapat menurunkan tekanan darah, melancarkan pernapasan serta menurunkan kolesterol dan glukosa darah. Mereka mengidentifikasi salah satu komponen aktif dalam jintan hitam yang bernama Nigel thymoquinone yang memiliki aktivitas anti-inflamasi, analgesik dan antimikroba.
Beberapa penelitian dilakukan di AS dalam beberapa tahun ini untuk penerapan jintan hitam dalam kasus-kasus penyakit yang serius. Hasil awal menunjukkan kemajuan yang menakjubkan dan mengonfirmasi potensi medis jintan hitam. Penelitian di Thomas Jefferson University di Philadelphia menegaskan manfaat thymoquinone untuk menghentikan perkembangan kanker pankreas dan membunuh sel-sel kanker melalui apoptosis, proses yang terdiri dari serangkaian perubahan biokimia yang pada akhirnya mengarah pada kematian sel. Para peneliti di University of Mississippi Medical Center pada tahun 2007 juga menemukan manfaat thymoquinone pada sel-sel kanker usus besar. Mereka melaporkan bahwa thymoquinone menghancurkan sel-sel kanker dengan menghambat fungsi metabolisme sel-sel, serupa dengan cara kerja obat yang biasa digunakan dalam kemoterapi. Para peneliti di Institut Kanker dan Laboratorium Immunobiologi South Carolina menyebutkan bahwa habbatussauda merangsang sel-sel sumsum tulang dan imunitas dan meningkatkan produksi interferon, melindungi sel terhadap virus, menghancurkan sel-sel kanker dan meningkatkan produksi antibodi.
Kandungan
Jintan hitam memiliki lebih dari seratus bahan aktif dan banyak lagi yang masih harus ditemukan. Daya terapeutiknya yang tinggi berhubungan dengan kombinasi minyak (35%), protein (21%), karbohidrat (38%) serta bahan lainnya (6%) yang berisi zat-zat seperti tokoferol, pitosterol, nigellone, thymoquinone, kaempferol dan quercetin. Minyak habbatussauda terdiri dari 50% asam lemak tak jenuh ganda, termasuk asam linoleat, asam gamma-linolenat dan minyak atsiri. Monosakarida (gula molekul tunggal) dalam jintan hitam berbentuk glukosa, rhamnosa, silosa, dan arabinosa. Dari 15 asam amino yang terdapat dalam jintan hitam, sembilan di antaranya adalah asam amino esensial yang tidak dapat disintesis oleh tubuh kita sehingga kita harus mendapatkannya dari luar.
Penerapan
Jintan hitam dalam bentuk biji utuh, ekstrak padat (dalam kapsul) atau diekstraksi sebagai minyak sama-sama berkhasiat. Namun, minyak dan ekstrak habbatussauda memiliki konsentrasi zat aktif yang lebih tinggi dibandingkan bulir alaminya. Biji jintan hitam dapat diseduh sebagai teh pada air mendidih. Daya antioksidannya mungkin hanya dapat disaingi oleh teh hijau. Anda juga dapat menggunakan minyak jintan hitam sebagai sirup untuk bronkitis, pilek dan batuk serta penyakit lain seperti diabetes, kanker, asma, dan hipertensi. Bila Anda memiliki jerawat, minyak jintan hitam dapat diaplikasikan ke kulit untuk menghilangkannya. Memijat kulit kepala dengan minyak jintan hitam dapat menyuburkan rambut dan menghentikan kerontokan.
Habbatussauda adalah biji dari tanaman berbunga dengan nama botani Nigella Sativa, yang dibudidayakan di India, Arab dan Eropa dan telah digunakan selama ribuan tahun dalam pengobatan tradisional. Firaun Tutankhamun dan raja-raja Mesir kuno lainnya konon menyertakan jintan hitam di makamnya. Praktik umum orang Mesir kuno adalah menyertakan benda-benda berharga di dalam kubur yang dipercaya akan dibutuhkan orang yang meninggal di akhirat.
Habbatussauda juga disebutkan dalam teks-teks agama dan risalah-risalah kedokteran kuno. Menurut hadist shahih dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: “Jagalah dirimu dengan jintan hitam karena ia adalah obat untuk segala penyakit kecuali ‘as Sam’ (kematian).” Dalam kitab klasik “Kanun Pengobatan” yang ditulis oleh Ibnu Sina (980-1037), seorang dokter dan filsuf kenamaan dari Persia, jintan hitam banyak disebut sebagai obat alami untuk berbagai penyakit. Jintan hitam dinyatakan bermanfaat untuk merangsang energi tubuh, membantu pemulihan dari kelelahan dan berguna untuk mengobati gangguan pencernaan, penyakit kandungan dan penyakit pernapasan. Masyarakat di Cina, India dan Arab secara turun-temurun menggunakannya untuk perawatan masalah pernapasan, penyakit pencernaan, menstimulasi sistem kekebalan tubuh, memulihkan energi dan menyembuhkan kondisi seperti diabetes, eksim, psoriasis, artritis, inkontinensia, batu empedu, pilek, dan kerontokan rambut.
Penelitian modern
Dalam 50 tahun ini, ratusan hasil penelitian yang dipublikasikan semakin menguatkan berbagai manfaat pengobatan jintan hitam. Pada tahun 1960, para peneliti Mesir menegaskan bahwa biji habbatussauda mengandung nigellone yang memiliki efek bronkodilatasi. Pada tahun 2003, para dokter di Arab Saudi menemukan bahwa minyak habbatussauda dapat menurunkan tekanan darah, melancarkan pernapasan serta menurunkan kolesterol dan glukosa darah. Mereka mengidentifikasi salah satu komponen aktif dalam jintan hitam yang bernama Nigel thymoquinone yang memiliki aktivitas anti-inflamasi, analgesik dan antimikroba.
Beberapa penelitian dilakukan di AS dalam beberapa tahun ini untuk penerapan jintan hitam dalam kasus-kasus penyakit yang serius. Hasil awal menunjukkan kemajuan yang menakjubkan dan mengonfirmasi potensi medis jintan hitam. Penelitian di Thomas Jefferson University di Philadelphia menegaskan manfaat thymoquinone untuk menghentikan perkembangan kanker pankreas dan membunuh sel-sel kanker melalui apoptosis, proses yang terdiri dari serangkaian perubahan biokimia yang pada akhirnya mengarah pada kematian sel. Para peneliti di University of Mississippi Medical Center pada tahun 2007 juga menemukan manfaat thymoquinone pada sel-sel kanker usus besar. Mereka melaporkan bahwa thymoquinone menghancurkan sel-sel kanker dengan menghambat fungsi metabolisme sel-sel, serupa dengan cara kerja obat yang biasa digunakan dalam kemoterapi. Para peneliti di Institut Kanker dan Laboratorium Immunobiologi South Carolina menyebutkan bahwa habbatussauda merangsang sel-sel sumsum tulang dan imunitas dan meningkatkan produksi interferon, melindungi sel terhadap virus, menghancurkan sel-sel kanker dan meningkatkan produksi antibodi.
Kandungan
Jintan hitam memiliki lebih dari seratus bahan aktif dan banyak lagi yang masih harus ditemukan. Daya terapeutiknya yang tinggi berhubungan dengan kombinasi minyak (35%), protein (21%), karbohidrat (38%) serta bahan lainnya (6%) yang berisi zat-zat seperti tokoferol, pitosterol, nigellone, thymoquinone, kaempferol dan quercetin. Minyak habbatussauda terdiri dari 50% asam lemak tak jenuh ganda, termasuk asam linoleat, asam gamma-linolenat dan minyak atsiri. Monosakarida (gula molekul tunggal) dalam jintan hitam berbentuk glukosa, rhamnosa, silosa, dan arabinosa. Dari 15 asam amino yang terdapat dalam jintan hitam, sembilan di antaranya adalah asam amino esensial yang tidak dapat disintesis oleh tubuh kita sehingga kita harus mendapatkannya dari luar.
Penerapan
Jintan hitam dalam bentuk biji utuh, ekstrak padat (dalam kapsul) atau diekstraksi sebagai minyak sama-sama berkhasiat. Namun, minyak dan ekstrak habbatussauda memiliki konsentrasi zat aktif yang lebih tinggi dibandingkan bulir alaminya. Biji jintan hitam dapat diseduh sebagai teh pada air mendidih. Daya antioksidannya mungkin hanya dapat disaingi oleh teh hijau. Anda juga dapat menggunakan minyak jintan hitam sebagai sirup untuk bronkitis, pilek dan batuk serta penyakit lain seperti diabetes, kanker, asma, dan hipertensi. Bila Anda memiliki jerawat, minyak jintan hitam dapat diaplikasikan ke kulit untuk menghilangkannya. Memijat kulit kepala dengan minyak jintan hitam dapat menyuburkan rambut dan menghentikan kerontokan.
Posting Komentar
Posting Komentar